Muda-mudi pada masa itu kerap saling bertukar alba amicorum. Tujuannya adalah untuk berbagi pesan atau gambar dengan teman dan rekan-rekan. Dengan cara ini mereka bisa bergosip atau berbagi koneksi penting yang berguna untuk masa depan.
Untuk para gadis, buku alba amicorum berfungsi seperti facebook. Kebanyakan gadis remaja saat itu ditugaskan sebagai pelayan di istana agar bisa memasuki lingkaran sosial kelas atas kerajaan. Alba amicorum mereka biasanya berisi koresponden dengan para sahabat atau kekasih atau rincian acara-acara sosial yang mereka hadiri.
Sementara bagi laki laki, alba amicorum lebih berfungsi seperti LinkedIn di zaman sekarang. Pada masa itu, para pemuda dikirim ke universitas atau dikenalkan dengan tokoh-tokoh penting. Alba amicorum mereka biasanya berisi daftar kontak, pemikiran para filsuf, cendekiawan, dan seniman yang mereka temui atau prestasi yang berhasil mereka raih.
Sementara pasangan yang baru menikah biasanya mengkonfirmasi status dengan menulis catatan bersama. Kedengarannya seperti update status hubungan di Facebook, ya?
Ternyata facebook sudah ada sejak abad ke-16,dan itu keren.
0 Komentar